Jumat, 16 Agustus 2013

Mimpimu Ketinggian! (fanfict inspired and dedicated to my oshi, @sendyjkt48)


Halo diary, ini masih aku, Ningsih. Apa kabarmu hari ini?

Kabarku? Masih sama dengan hari-hari kemarin, capek keliling kota ini menyanyi panggung ke panggung. Kadang aku ingin berhenti saja dari dunia ini, diary.
Berhenti bernyanyi keliling, berhenti selalu tersenyum palsu di depan penonton, berhenti mencoba menenangkan penonton-penonton mabuk yang lebih sibuk berkelahi daripada mendengarkanku bernyanyi. Capek.

Tapi, diary, kalau aku berhenti disini, aku mau makan apa? Penghasilanku satu-satunya ya cuma dari bernyanyi ini.
Diary, jangan bosan mendengarkan cerita ceritaku ya.
_____________________________
Dear diary, kau tahu, hari ini ada penyanyi baru yg ikut gabung di orkes keliling ini.

Biduan itu tidak jauh berbeda dengan umurku, badannya mungil, dia lucu, dan matanya bagus. Aku masih belum begitu akrab dengannya, namanya saja aku belum tahu.. Hehe. Tapi mungkin besok aku akan berkenalan dengannya.

Kau tahu, diary, aku jadi sedikit bersemangat sekarang. ^^
_____________________________
Diary, apa kabarmu hari ini? Hari ini tidak berjalan baik lagi.

Akan aku ceritakan, diary, tapi kau dengarkan dengan baik ya.

Hari ini, lagi-lagi terjadi kericuhan ketika aku dan orkes kami tampil di balai desa. Kenapa sih, diary, orang-orang lebih sibuk berkelahi daripada mendengarkan aku bernyanyi? Aku marah, kesal. Padahal waktu itu, pas aku punya kesempatan nyanyikan lagu favoritku, Kereta Malam.

Tapi, tebak apa yg terjadi selanjutnya? Kau tahu biduan baru orkes kami itu kan, diary? Saat aku kesal dengan penonton dan ingin berhenti saja, biduan itu masih tersenyum dan bernyanyi dengan semangat. Matanya itu lho, diary, seakan menyuruhku untuk tetap bertahan diatas panggung. Aku tidak mau kalah bersinar dengan dia.

Lalu, setelah selesai, dibelakang panggung barulah aku punya kesempatan berbicara dengan dia. Dan kau tahu apa yg dia katakan? Dia berkata bahwa seperti apapun kondisi penonton, artis diatas panggung harus bisa profesional dan memberikan yg terbaik. Dan itu menjelaskan bagaimana sorot matanya tetap bersinar di kondisi yg mengesalkan buatku.

Sepertinya aku masih harus belajar lagi untuk jadi artis panggung yg baik.

Oh ya, nama biduan itu adalah Senia. Aku tidak tahu bagaimana penulisan namanya, apakah Senia atau Xenia. (Hey, kalau Xenia, itu mirip seperti superhero perempuan di tv dulu itu ya?! Hehe).
_____________________________
Halo diary! Aku cuma mau bercerita tentang teman baruku, Senia.

Ternyata dia sudah punya lagu sendiri lho. Bahkan dia sudah pernah bikin videoclip! Wow..

Ya dia bilangnya itu cuma videoclip murah, tapi itu tetap saja hebat kan, diary! ^^

Aku sempat bertanya apa cita-citanya, dia bilang ingin mengembangkan suaranya sampai bisa didengar diluar negeri. Wah, agak ketinggian sepertinya ya, diary. Aku hampir tertawa mendengar dia bercerita seperti itu, tapi aku tahan. Tidak baik kan menertawakan cita-cita orang lain?

Oh ya, sampai disini dulu ya, aku ada janji dengan Senia untuk makan malam. Kau tahu, diary, Senia itu orang yg sangat lucu dan menyenangkan!
_____________________________
Diary, maaf ya aku tidak menyapamu seminggu ini. Kau tahu kan, orkes kami sekarang sedang kebanjiran order. Mungkin gara-gara kehadiran Senia. ^^ (dan aku yakin itu!)

Seminggu ini orkes kami berkeliling jawa barat! Ya bukan di kota dan panggung besar, masih di desa-desa atau acara-acara kampanye, tapi aku senang sekali! Ini pertama kalinya aku tur keliling seminggu nonstop.

Tapi, kau tahu apa yg dikatakan Senia, diary? Dia bilang ini belum cukup! Dia masih belum puas, diary! Senia masih ingin tur yg lebih lama, yg lebih besar dari ini. Wow..

Aku tidak pernah tahu dimana akhir dari mimpinya yg ketinggian itu. Kau tahu kan, diary, kita hanya artis dangdut kecil, mana mungkin bisa keliling provinsi bahkan internasional.
_____________________________
Diary.... Aku lagi sedih.

Senia tiba-tiba mengajukan pengunduran diri dari orkes kami.. Padahal kami sedang sibuk-sibuknya karena banyak tawaran manggung.

Memang sih, Mang Didik, pimpinan orkes kami sudah menyiapkan biduan baru pengganti Senia, tapi tetap saja, aku merasa kesuksesan orkes kami akhir-akhir ini lebih karena faktor adanya Senia. Karena semangatnya Senia, suara emasnya, matanya yg selalu bersinar menunjukkan antusiasme, dan cita-cita ketinggiannya yg selalu lucu untuk didengarkan.

Waktu aku telpon Senia, dia bilang dia menemukan sedikit celah kesempatan untuk mewujudkan mimpinya. Aku bertanya, mimpi apa? Mimpi yg ketinggian itu? Mimpi untuk memperdengarkan suara dia di luar negeri? Aku rasa dia sudah gila, diary.
_____________________________
Aku tidak tahu apa yg bakal aku ceritain sekarang, diary. Sudah hampir sebulan ini aku tidak komunikasi lagi dengan Senia. Terakhir kali dia bilang dia akan dikarantina. Aku tidak tahu karantina apa itu, sms nya berhenti di kata 'karantina' begitu saja.

Biduan baru di orkes kami, pengganti Senia, itu juga memiliki suara yg bagus lho, diary. Kapan-kapan akan aku ceritakan tentang dia.
_____________________________
Diary! Apa kau sekaget aku? Kau tahu kan ada girlband baru itu, yg kemarin ada di tv, yg anggotanya banyak banget itu?

Aku seperti melihat ada Senia diantara mereka!

Aku tidak yakin sebenarnya, karena ada banyak cewek disana. Tapi ada satu sorot mata yg mirip dengan Senia, sorot mata yg tidak pernah aku lupa itu.

Baiklah, mungkin aku akan sedikit mencari tahu tentang girlband jekate empatlapan ini. Siapa tahu kan itu benar-benar Senia?
_____________________________
Ya Allah, diary.... Akhirnya aku temukan kamu lagi. Sudah setengah tahun ya kita tidak bertemu! Kau sih, pake hilang segala, sampai aku beli diary baru lagi kan... :')

Aku lanjutkan tulisanku yg sebelumnya disini ya, aku kan berjanji untuk mencari tahu apa itu jkt48.

Itu ternyata bukan girlband lho, diary. Tapi idol group.

Tentang Senia, aku tidak menemukan ada nama "Senia" di daftar anggota member jkt48, tapi ada satu member yg aku yakin bahwa dia itu Senia. Namanya Sendy Ariani.

Kenapa aku yakin, diary? Mukanya mirip, meski sekarang dia agak gendut ya, suaranya yg emas itu sempat diperdengarkan di tv, di acaranya tukul itu lho. Aku masih ingat suara itu! Aku masih ingat suaranya ketika dia nyanyi Terlena.
Dan matanya.. Aku tidak pernah lupa garis-garis semangat di dalam matanya itu.

Aku yakin Sendy Ariani ini adalah Senia, diary! ^^
_____________________________
Akhirnya, kau sudah sampai di halaman terakhirmu, diary. Sudah banyak sekali curhatanku disini, semoga kau tidak membenciku karena itu ya, diary. :')

Di tulisan terakhir di halaman terakhir ini, aku cuma ingin berbagi denganmu, diary. Berbagi tentang mimpi. Jangan pernah lagi mencap sebuah mimpi itu 'ketinggian'. Tidak ada mimpi yg ketinggian, diary. Semua mimpi, selama itu bisa kita ciptakan di pikiran, pasti bisa kita wujudkan di tindakan.

Aku kemarin akhirnya bertemu lagi dengan Senia lho. Dia yg berinisiatif untuk datang ke markas orkes kami. Aku benar-benar rindu dengannya!

Kau tahu, diary, dia datang ke markas dengan mengenakan kaos bertulis "jkt48". Haha, dia sudah jadi artis besar sekarang. Dan dia juga berbagi cerita dan foto serta video ketika dia bersama jkt48 sedang manggung di jepang. Beda sekali dengan aku yg masih saja ada di panggung dangdut kecil ini.

Tapi, kau jadi saksi ya diary, aku berjanji, aku tidak akan menyerah dalam mimpi-mimpiku mulai sekarang. Kalaupun rejekiku masih di dangdut, akan aku teruskan hingga nama Sri Ningsih bisa sejajar dengan idolaku, Iis Dahlia.

Ketinggian? Kata siapa, diary? Aku pernah bilang itu ke Senia, tapi apa yg terjadi sekarang? Aku belajar dari dia, dari Senia, dari Sendy Ariani, bagaimana cara meraih mimpi-mimpi yg ketinggian itu.

~END~

Author : @PradanaAnandya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar