Senin, 07 September 2015

Her Name Is Andela Yuwono, The Most Beautiful Phenomenon







Nyala lilin paling terang adalah ketika sebelum padam ”

Kutipan lama, kutipan yang sebenarnya tidak terlalu saya pahami maknanya. Bagaimana mungkin nyala lilin ada perbedaan ketika yang dibakar adalah sumbu yang sama ukurannya dari ujung ke ujung? Ditarik ke dalam arti non-harafiah pun saya juga tidak mampu menemukan contoh riil nya.

Tapi akhir-akhir ini, saya ingin membuka lagi hubungan saya dengan kutipan tersebut, terutama dalam melihat fenomena Andela di idol grup Jakarta afiliasi Jepang itu.

Sebelum masuk lebih jauh, mari mengenal siapa sih Andela Yuwono?

***

Fenomena itu bernama Andela Yuwono
























Debut Andela bersama teman lain di generasi 3 JKT48 terjadi pada bulan Maret 2014. Andela ketika itu bukan siapa-siapa. Dia hanya member debutan biasa, line blockingan pun hanya di line kedua, bukan center.

Andela saat itu bukanlah Michelle atau Milenia yang jadi management darling. Ketika Milenia ditunjuk secara resmi sebagai center utama untuk keseluruhan generasi 3, lalu Michelle yang sudah sedari awal audisi dicap sebagai masa depan JKT48, Andela hanyalah member semenjana.

Member semenjana namun sangat totalitas dalam setiap latihan ataupun performnya.

Kesempatan itu kemudian datang ketika Milenia memutuskan untuk stop menjadi member, sementara Michelle masih terlalu anak-anak untuk menjadi pengganti Milenia sebagai center. Manajemen memilih Andela.

Progress yang ditunjukan Andela tampaknya memuaskan manajemen maupun fans. Andela terkenal dengan effortnya yang tidak setengah-setengah, seluruh koreo di setiap lagu yang dibawakan, selalu Andela eksekusi dengan powerful dan nyaris sempurna.

Andela adalah jelmaan Shania Junianatha untuk generasi 3. Power yang kuat, aura yang kuat pula.
Selepas itu, praktis posisi center generasi 3 mutlak milik Andela. Dia adalah pemimpin sekaligus bintang utama yang begitu dihormati di generasi 3, baik di kalangan member maupun fans. Ditambah pula dengan skillnya bermain piano dan gitar –meski suaranya tidak sebaik skill berpianonya—serta keunikan dialek medhok yang jadi ciri khasnya, Andela adalah berlian.

Bak cerita dongeng, karir Andela seakan tidak mengenal kata gagal. Setiap hari, setiap kesempatan yang datang, semakin membuat pesonanya benderang. Tak ayal, status sebagai ace masa depan JKT48 pun kini berada di dirinya. Andela adalah pengganti Melody di masa depan, banyak pula yang berandai seperti itu.



















Andela mulai sering muncul di acara tv, wajah cantiknya pun tercatat sebagai wajah yang paling banyak di-closeup oleh kameramen acara ILK Trans7. Episode dimana muncul Andela di acara Yokoso JKT48 juga jadi episode dengan rating share yang tinggi.

Seiring dengan makin meroketnya kepopuleran Andela, namanya mulai masuk di jajaran senbatsu pilihan manajemen. Berdua bersama Michelle, Andela terpilih pertama kali di jajaran senbatsu pada single Pareo Adalah Emerald.

Di jajaran senbatsu pun, posisi Andela tidak main-main. Dia berada persis dibelakang Melody yang menjadi center, yang semakin mengukuhkan statusnya sebagai ace masa depan.

Puncaknya terjadi pada bulan Mei 2015.


Siapa yang menyangka ada member generasi 3 yang mampu berada di daftar Kami-7 JKT48 dalam Senbatsu Sousenkyo untuk single Kibouteki Reffrain? Andela mampu melakukannya. Posisinya pun tidak main-main, peringkat 4! Posisinya bahkan mengalahkan member konvensional langganan senbatsu seperti Nabilah, Viny, Yupi, Kinal, Beby.

Namun, kutipan di awal tulisan ini menyebutkan, nyala lilin paling terang adalah ketika sebelum padam. Sama seperti itu, nampaknya lilin Andela juga mulai kehabisan sumbu untuk dibakar.

Karir yang seakan sempurna karena tanpa cacat itu, akhirnya mulai tersendat gara-gara sakit pada abdomen perut bawah. Andela tumbang. Sempat lama dirawat di rumah sakit, Andela kemudian memilih untuk merelakan karir cemerlangnya di dunia idol grup ini berakhir.

Kehabisan sumbu untuk dibakar, lilin itu pun padam. Dan memang, nyala nya sebelum padam, benar-benar indah.




   








Srikandi yang gugur secara tidak menyenangkan

Warga Indonesia mana yang tidak tahu kisah tentang tokoh pewayangan Srikandi? Sebagian besar warga Indonesia sepertinya mengenal siapa itu Srikandi.

Seperti yang dikisahkan, Srikandi merupakan reinkarnasi dari Dewi Amba yang tewas gara-gara panah Bisma. Srikandi kemudian tumbuh menjadi tokoh pewayangan bergender wanita paling terkenal. Kisah Srikandi dan peperangan yang dilewatinya, selalu menarik. Tentu saja semua peperangan yang dilewati berujung kemenangan di pihak Srikandi.

Srikandi adalah suri tauladan bagi prajurit wanita. Srikandi pula yang menjadi penanggung jawab kemanan dan keselamatan seluruh ksatria Madukara selama perang Baratayudha berlangsung.
Di perang Baratayudha itu pula puncak prestasi Srikandi. Dengan panah Hrusangkali, Srikandi mampu membunuh Bisma.

Namun di akhir perang Baratayudha pula lah, Srikandi menghembuskan nafas terakhir dengan cara tidak menyenangkan, dibunuh oleh Aswatama yang menyelundup masuk kedalam Hastinapura. Srikandi tidak memperoleh kematian terhormat di dalam perang.



















Layaknya Srikandi, Andela pada awal kemunculannya sering disebut sebagai “reinkarnasi“ Stella Cornelia. Postur model dan aura kecantikan Andela mengingatkan fans kepada “indigo” lain yang pernah dimiliki JKT48 dulu itu. Kemampuan bermusik, kekuatan karakter pribadi, kemampuan membawa beban sebagai ace dari Andela juga setara Stella.

Ketidakhadiran seorang Stella yang mungkin sampai sekarang seperti “missing puzzle” yang menjadi kelemahan JKT48, sejatinya telah menemukan jawaban di dalam diri Andela. Namun, persis seperti yang dialami Stella, atau bahkan Srikandi dalam kisah pewayangan, takdir berkata sama untuk Andela. Segala angan, prediksi, harapan, kebahagiaan menemukan “missing puzzle” itu harus kandas lagi.

Orang bijak berkata, orang baik akan dipanggil cepat. Sejarah juga mencatat nama tokoh-tokoh besar tetap menjadi besar hingga sekarang, karena mereka stop ketika namanya sedang berada di puncak.



















Andela Yuwono, sebuah anomali yang terlalu cepat muncul dan hilang. Mungkin memang harus seperti itu agar fenomenanya tetap bertahan dan terus dibicarakan dalam waktu lama. Seorang role model yang baik bagi pelaku-pelaku di dunia idol, salah seorang role model pula bagi siapapun diluar sana yang membutuhkan bukti bahwa keajaiban yang berasal dari kerja keras itu benar adanya.

Pada akhirnya, JKT48 masih belum juga menemukan missing puzzle mereka yang hilang pada diri Stella Cornelia. Ditambah hilangnya pula Andela Yuwono, sepertinya urgent untuk manajemen JKT48 mencari atau meng-create puzzle-puzzle itu secepatnya, sebelum hilang lagi kepingan puzzle-puzzle berikutnya.

 Until we meet again on bigger stage, Andela Yuwono.
 


















nb : Sorry kalau kebanyakan foto, just can't decide which one should  be uploaded, so i decided to upload all of them. She is an angel after all... :')